Menurut laporan IQNA dilansir dari Qudsnet, para pemimpin Uni Afrika mengakhiri kinerja mereka pada hari Senin (10/2) setelah pertemuan dua hari di Addis Ababa, Ethiopia.
Pernyataan penutup pertemuan tahunan Uni Afrika menekankan solidaritas penuh Uni Afrika dengan rakyat Palestina dalam menentnag rencana kesepakatan Abad.
Dalam pernyataan penutupannya, semua permukiman Zionis di Tepi Barat, Quds yang diduduki dan Golan yang diduduki dinyatakan "batil" dan "ilegal."
Dalam pernyataan penutupan pertemuan tahunan Uni Afrika juga menekankan dukungan untuk menyelesaikan krisis Libya melalui dialog antara pihak-pihak yang terlibat.