IQNA

Surah-Surah Alquran/ 19

Surah Taha; Pandangan tentang Prinsip-Prinsip Kepemimpinan dan Manajemen Alquran

10:30 - July 25, 2022
Berita ID: 3477080
TEHERAN (IQNA) - Salah satu kisah yang disebutkan berkali-kali dalam Alquran adalah kisah Nabi Musa (as). Surah Taha adalah salah satu surah yang berhubungan dengan Nabi Musa (as), dalam surah ini Anda dapat melihat jenis manajemen dan kepemimpinan nabi ilahi ini, terutama ketika menghadapi Firaun.

Surah ke-20 Alquran adalah "Taha". Surah dengan 135 ayat ini berada di juz ke-16. Surah Taha adalah salah satu surah Makkiyah dan merupakan surah ke-45 yang diturunkan kepada Nabi Muhammad (saw).

Bagian penting dari surah Taha didedikasikan untuk kisah Nabi Musa (as) dan saudaranya Harun (as); juga, membahas masalah Nabi Adam dan pengusirannya dari surga.

Selain topik-topik tersebut, juga mengisyaratkan pada awal ciptaan dan hari kebangkitan, hasil dari iman dan percaya pada Tauhid, menekankan moderasi dalam segala hal, mengisyaratkan pada kebesaran Alquran dan beberapa atribut jamaliyyah dan jalaliyyah Tuhan.

Kisah Nabi Musa (as) telah disebutkan dan dibahas dalam berbagai surah dan berbagai aspek dari kisah ini. Dalam surah Taha, kisah Nabi Musa (as) dibahas dari sudut lain dan sebagian besar dapat melihat manajemen dan kepemimpinan Musa.

Poin pertama dalam manajemen Nabi Musa (as) adalah mencari pertolongan dari Tuhan. Ketika Musa memikul tanggung jawab ilahi dan saat hendak pergi ke Firaun, dia berbicara kepada Tuhan dan berkata, "Ya Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku, dan mudahkanlah untukku urusanku". (QS. Taha: 25-26).

Poin kedua adalah menemukan titk kelemahan dan kekuatan Anda. Tampaknya dalam hal manajemen dan kepemimpinan, seseorang harus terlebih dahulu mengevaluasi diri sendiri dan berusaha menghilangkan kekurangannya. Karena itulah Nabi Musa meminta kepada Allah:

«وَاحْلُلْ عُقْدَةً مِنْ لِسَانِي؛ يَفْقَهُوا قَوْلِي»

Dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku, supaya mereka mengerti perkataanku". (QS. Taha: 27- 28)

Penekanan pada tablig dan pekerjaan yang efektif adalah masalah lain yang ditekankan Nabi Musa dan meminta Allah agar membuat ucapannya mengalir di lidahnya sedemikian rupa sehingga semua orang dapat memahaminya.

Kerja sama tim sangat penting dalam manajemen dan kepemimpinan Nabi Musa (as). Secara khusus, dengan membentuk tim, cacat dan kekurangan akan hilang dan mempersiapkan sebuah tim yang lengkap untuk tanggung jawab yang mereka miliki. Nabi Musa (as) memilih saudaranya Harun untuk membentuk tim ini, karena dia sadar akan kelebihan dan kemampuannya. (HRY)

berita-berita terkait
captcha